Akibat Tidak Beretika Digital
Jurnalbengkulu.com - Kemajuan globalisasi itu berkembang semakin cepat dengan itu pemanfaatan kemajuan lapangan teknologi Informasi dan Komunikasi. Kemajuan teknologi informasi dan kom-unikasi telah menimbulkan kemudahan untuk dibagikan manusia interaksi satu sama lain. Jarak bukan lagi masalah untuk membangun komunikasi kesenangan. Agar manusia bisa interaksi dengan manusia lain di mana saja di kapan saja. Dalam beberapa waktu terakhir, perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengubah transformasi pembentukan tatanan sosial. Kebanyakan dari proses perubahan ini berdasarkan produksi informasi.
Keberadaan internet membuat semua orang dapat dengan mudah menjadi penyebar informasi. Media social facebook, twitter, instagram, dan path ini akan menjadi wahana baru berekspresi dan beropini yang memungkinkan orang berbicara maupun menulis secara bebas ke public tentang apa saja.
Media social saat ini tidak lagi sebagai sarana interaksi dan komunikasi, tetapi sudah menjadi sarana dalam pengakuan akan jati diri, online shop, bertukar pikiran, bahkan efek lain yang ditimbulkan munculnya fenomena baru seperti ujaran kebencian, penipuan online, berita bohong, dan sejenisnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini kita sedang dihadapkan dengan maraknya peredaran berita bohong, hoax, ujaran kebencian yang viral baik di media online maupun
media sosial. Kegaduhan dimedia social dapat berdampak dalam kehidupan nyata karena
media social ini juga membentuk konstruksi pemaknaan tentang asumsi social kita. Kegaduhan yang terjadi dimedia online semacam itu kerap kali menggunakan sentiment identitas yang bermuara pada hujatan dan kebencian dan karenanya dapat melunturkan semangat kemajemukan yang menjadi landasan masyarakat dalam berbangsa.
Lemahnya pengawasan orang tua tersebut disebabkan orang tua yang kurang menguasai
dan ketinggalan dalam penggunaan media digital. Berdasarkan fenomena tersebut, adanya perilaku yang menujukkan pada penuruan moral dan etika remaja saat ini adalah- lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak, dan terlalu permisifnya orang tua terhadap penggunaan gadget pada anak. Padahal tidak semua informasi pada media digital
layak dikonsumsi oleh anak, penggunaan media social yang cenderung digunakan seba-gai media untuk membully, hate speech atau ujaran-ujaran kebencian yang tersebar di media digital, cyber crime, pornografi dan lain-lain, merupakan konten-konten negatif yang terdapat dalam media digital.
Sebelum kita bahas etika digital kita pahami dulu apa itu etika, menurut Ki Hajar Dewantara bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan. Etika juga bermakna tanggung jawab sebab tidak mungkin etika itu tumbuh tanpa dilandasi sikap tanggung jwab. Etika merupakan suatu suatu rancangan atau perencanaan menyeluruh yang mengintegrasikan kekuatan alam dan masyarakat dengan bidang tanggung jawab manusiawi.
Digital adalah suatu bentuk modernisasi ataupun pembaharuan dari penggunaan teknologi yang mana sering dihubungkan dengan hadirnya internet dan teknologi komputer. Dimana seluruh halnya bisa dilakukan dengan suatu peralatan canggih agar mampu mempermudah urusan manusia.
Jadi etika digital adalah sesuatu yang berhubungan dengan kesopanan dalam menggunakan kecanggihan yang ada pada zaman sekarang ini,seperti saat kita bermain media social tentu lah menggunakan nya dengan baik tanpa ada ujaran kebencian atau menganggu perasaan seseorang.
Seringnya kita temui bahwa jika kita tidak menjaga etika, akan membuat kita terkena sanksi sosial atau bahkan ditegur. Biasanya itu yang terjadi di dunia luar jaringan. Namun ketika sudah berada di dalam jaringan atau di dunia digital banyak akibat jika kita tidak bisa menjaga etika.
Semua sudah paham bagaimana pentingnya menjaga informasi data pribadi. Jika kita tidak memiliki etika mengenai itu untuk diri kita sendiri, kemungkinan yang terjadi adalah bocornya informasi pribadi. Di halaman profil media sosial kita dengan jelasnya memberikan segala data informasi, yang terjadi semua pihak yang ada di dunia digital menjadi tahu kita secara luar dalam.
Dampaknya yaitu kita bisa dijauhkan oleh orang-orang karena ketidaksopanan kita dalam menggunakan media digital.
Kita tidak bisa membagi perhatian kita ke dunia luar jaringan. Padahal kita sehari-hari bersama mereka. Misalnya keluarga atau teman sekolah karena asyik ada di dunia digital kita tidak mengetahui keadaan yang terjadi pada orang-orang di sekitar kita karena tidak lagi merasakan empati sementara mereka juga tidak cerita kepada kita
Menyebarnya konten pornografi juga dapat menjadi dampak akibat kita tidak bisa menjaga etika di dunia digital. Konten pornografi ini juga bisa menjadi ancaman. Misalkan jika ada pasangan yang sering berbagi foto tidak senonoh saat mereka berpisah bisa menjadi ancaman karena tidak mau berpisah . Tidak menjaga etika dan menyebarkan foto atau video tersebut sehingga konten pornografi pun semakin banyak dan menyebar di ruang digital. Jika itu sudah tersebar maka akan sulit dihilangkan karena jejak digital sangat lah kuat,seperti apa yang sudah kita posting di media digital sudah menjadi rahasia publik meskipun sudah kita hapus tapi orang mungkin sudah menangkap layar dan juga sudah memiliki persepsi mengenai diri kita. Jika orang mempunyai niat jahat tentu lah mereka menggunakan kesempatan itu.
Cyberbullying itu sudah pasti terjadi jika tidak menjaga etika di media digital. Berkomentar yang buruk/mencelah seseorang juga termasuk perundungan terlebih dilakukan berkali-kali itu dapat menghancurkan mental seseorang dan membuat seseorang itu insecure/tidak percaya diri lagi.
Maka dari itu mulai dari sekarang etika di media digital menjadi sangat penting karena nyata akan berdampak yang lebih mengerikan dibanding saat kita tidak beretika di dunia luar jaringan. Selain itu juga didalam agama islam sudah dijelaskan tidak boleh saling menghina atau berkata buruk kepada orang lain.
Keterangan Penulis
Nama : Litami Agustin
Status : Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu, Semester II
Email : litamiagustin@gmail.com