Disambut Antusias! Mahasiswa KKN UNAND Ajak Kelompok Tani Membuat Pestisida Nabati Ramah Lingkungan
Penulis : Salma Nafisah, Mahasiswa KKN UNAND Departemen Proteksi Tanaman
“Bareh Solok” atau Beras Solok, merupakan sebutan yang familiar di kalangan masyarakat khususnya yang berasal dari Sumatera Barat. Bareh Solok kini terkenal hingga luar Sumatera Barat bahkan sudah masuk dalam daftar Indikasi Geografis dari Sumatera Barat. Sehingga selain julukan “Serambi Madinah”, Kota Solok juga mendapat julukan “Kota Beras”. Salah satu penghasil komoditi beras di Kabupaten Solok adalah Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi.
Indikasi geografis Bareh Solok telah didaftarkan ke DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual) pada 21 Desember 2017 dengan nomor pendaftaran G002017000012 dan nomor G 000070.
Namun, untuk mempertahankan kualitas dan keberhasilan panen yang melimpah bukanlah hal yang mudah. Berbagai kendala budidaya tanaman padi mulai dari tanam hingga panen dapat terjadi akibat kekurangan unsur hara dan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). OPT adalah organisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman dan menyebabkan kurangnya kualitas maupun kuantitas panen. Salah satu kendala yang dialami petani dalam budidaya tanaman padi adalah serangan hama tikus, hama wereng dan dan kepinding tanah.
Selama ini, pengendalian hama yang diterapkan petani adalah penggunaan pestisida kimia jenis insektisida dan rodentisida. Walaupun penggunaannya dalam pengawasan penyuluh dan badan pertanian nagari, penggunaan pestisida kimia tetap beresiko untuk ekologi dan kesehatan manusia.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN Universitas Andalas 2024 di Nagari Muaro Paneh mengajak petani untuk membuat dan menerapkan pengendalian hama yang ramah lingkungan. Salah satunya menggunakan pestisida nabati. Pestisida jenis ini dibuat dari tanaman yang memiliki senyawa metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai pengendalian hama.
Rabu (31/07) kegiatan ini dilakukan dengan 2 sesi oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Andalas, yaitu sosialisasi pemanfaatan pestisida nabati oleh Salma Nafisah mahasiswi Proteksi Tanaman kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pestisida nabati oleh David Bekam mahasiswa Agroteknologi.
Foto bersama dengan kelompok tani Harapan Makmur, Sumber : pribadi
Pestisida yang dibuat berbahan dasar daun sirsak dan daun papaya dengan target hama wereng dan tikus. Cara pembuatannya adalah dengan menumbuk 500 gr hingga halus kedua bahan, kemudian dicampurkan dengan air bersih sebanyak 1-2 liter dan sabun cuci piring sebanyak 5 sendok makan yang fungsinya sebagai perekat. Pestisida yang dibuat kemudian didiamkan selama 5 hari untuk meluruhkan senyawa yang terkandung pada daun yang dihaluskan.
Pengaplikasian bisa dilakukan sebanyak 2 kali seminggu dengan dosis 1: 2 menggunakan sprayer.
Proses pembuatan pestisida nabati dari daun papaya dan sirsak, Sumber : pribadi Petani yang ikut serta pada kegiatan ini antusias dalam mendengarkan arahan dan saat praktek pembuatan pestisida nabati. Masing-masing petani membawa alat dan bahan untuk dibuat dan dibawa pulang.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghemat biaya perawatan tanaman selama budidaya tanaman padi.