Memanfaatkan Wisata Keindahan Alam dan Budaya untuk Pembangunan Berkelanjutan Desa Rindu Hati
Bengkulu Tengah – Desa Wisata Rindu Hati di Taba Penanjung tidak hanya
menawarkan keindahan alam yang memukau tetapi juga menyimpan sejarah dan perjalanan panjang dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Desa ini telah menjadi contoh sukses bagaimana komunitas lokal dapat memanfaatkan potensi alam dan budaya mereka untuk menarik wisatawan.
Desa Rindu Hati didirikan pada tahun 1980-an, dengan mayoritas penduduk awalnya
berprofesi sebagai petani. Masyarakat desa ini tinggal di tengah-tengah keindahan alam, dikelilingi oleh pegunungan dan hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Pada awalnya,
kehidupan sehari-hari mereka terfokus pada pertanian, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka mulai menyadari potensi wisata yang dimiliki desa mereka.
Pada awal 2000-an, dengan semakin meningkatnya minat terhadap wisata alam, beberapa tokoh masyarakat mulai mendiskusikan ide untuk mengembangkan desa sebagai
destinasi wisata. Mereka menyadari bahwa keindahan alam, budaya, dan keramahtamahan masyarakat dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi pengunjung. Dengan dukungan dari
pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah, inisiatif ini pun dimulai.
Perkembangan desa sebagai tujuan wisata tidak terlepas dari upaya peningkatan
infrastruktur. Jalan menuju desa dibangun dan diperbaiki, sehingga aksesibilitas bagi wisatawan menjadi lebih baik. Selain itu, fasilitas umum seperti tempat parkir, toilet, dan pusat informasi wisata juga ditingkatkan.
Masyarakat setempat dilibatkan dalam pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan layanan wisata. Kursus-kursus mengenai panduan wisata, pelayanan pelanggan, dan pengelolaan homestay diadakan untuk membekali warga dengan
keterampilan yang diperlukan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan desa.
Promosi desa wisata Rindu Hati dimulai secara sederhana, melalui mulut ke mulut di kalangan komunitas lokal. Namun, seiring meningkatnya minat wisatawan, promosi dilakukan lebih terstruktur. Bapak Musa Idris, pengelola desa wisata, menjelaskan bahwa mereka aktif
mengikuti pameran wisata dan festival di tingkat lokal dan nasional.
"Kami memanfaatkan kesempatan untuk memperkenalkan desa kami dan menarik perhatian pengunjung," ujarnya.
Di era digital, promosi melalui media sosial menjadi sangat penting. Foto-foto
pemandangan indah, aktivitas lokal, dan momen kebersamaan masyarakat desa dibagikan di platform seperti Instagram dan Facebook.
"Kami juga membuat konten video untuk menunjukkan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di desa ini," tambah Bapak Musa.
Keterlibatan influencer dan blogger perjalanan juga membantu memperluas jangkauan promosi. Desa Rindu Hati menawarkan beragam aktivitas menarik bagi wisatawan. Trekking di hutan sekitar desa menjadi salah satu daya tarik utama, di mana pengunjung dapat menikmati
keindahan alam sambil belajar tentang flora dan fauna lokal. Selain itu, kunjungan ke kebun kopi menjadi pengalaman yang unik, di mana wisatawan dapat melihat langsung proses panen
kopi dan mencicipi kopi lokal yang terkenal.
Kuliner juga menjadi salah satu daya tarik, dengan berbagai hidangan khas daerah yang disajikan oleh masyarakat setempat. Pengunjung dapat menikmati makanan tradisional yang lezat sambil merasakan kehangatan sambutan warga.
Perkembangan pariwisata di Desa Rindu Hati telah memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Banyak warga setempat kini terlibat dalam sektor pariwisata, baik sebagai pemandu wisata, pengelola homestay, maupun penyedia kuliner. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan mereka, tetapi juga memperkuat solidaritas komunitas.Ke depan, Bapak Musa berharap desa ini dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata unggulan.
"Kami ingin menarik lebih banyak wisatawan dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan," ujarnya.
Dengan komitmen masyarakat dan dukungan pemerintah, Desa Wisata Rindu Hati berpotensi menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Desa Wisata Rindu Hati di Taba Penanjung bukan hanya sekadar tujuan wisata, ia
adalah simbol kolaborasi dan upaya masyarakat untuk memanfaatkan potensi alam dan budaya mereka. Dengan sejarah yang kaya dan perkembangan yang pesat, desa ini siap menyambut pengunjung dan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa pun yang ingin
menjelajahi wisata Bengkulu Tengah.OLEH : PESERTA MIJUS 2025 HIMAS1STIK FISIP UNIB